1. Benteng Vredeburg
Bangunan ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".
Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.
Jam buka museum ini yaitu Selasa - Jumat: 08.00 - 16.00 WIB, Sabtu - Minggu: 08.00 - 17.00 WIB, hari Senin dan hari libur nasional: tutup. Harga tiket masuknya dewasa: Rp.2.000,00, anak-anak: Rp.1.000,00. Didalam museum ini menyediakan beberapa fasilitas, seperti perpustakaan, ruang pertunjukan, ruang seminar, diskusi, pelatihan dan pertemuan, audio visual & ruang belajar kelompok, hotspot gratis, pemandu, ruang tamu, mushola, kamar mandi. Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 6 Yogyakarta. Telp. (0274) 586934, Fax. (0274) 510996.
2. Jogja Bay Waterpark
Desain pembangunan terinspirasi dari waterpark yang ada di Bali dan Orlando dengan tema bajak laut. Dengan banyaknya pilihan wahana permaian pastinya Anda akan tidak cepat bosan selain bermain air disini juga wisata adventure dengan menjelahai 19 wahana permainan yang ada.
Tentunya tidak usah jauh jauh untuk merasakan sensasi wahana air kelas dunia cukup berkujung ke Jogjakarta Wahana permainan yang diunggulkan adalah “ How To Survive In Tsunami Dan Earthquake “ sebagai edukasi untuk masyarakat agar tidak panik ketika terjadi gempa dan tsunami. Nantinya akan ada delapan ombak besar yang mirip dengan ombak tsunami dan bagaimana caranya untuk menghadapinya. Tentunya kita akan semakin penasaran bukan belajar untuk survive ketika terjadi tsunami.
Harga Tiket Masuk Jogja Bay Waterpark : Dewasa : Rp 90.000, anak – anak ( tingi dibawah 110cm ) : Rp 60.000, usia diatas 65 Tahun : Rp 60.000, usia bawah 2 tahun : gratis, jam buka Jogja Bay Waterpark untuk pembelian tiket : Senin – Jumat : 09.00 – 16.00, sedangkan Anda bisa menikmati wahana dari jam ( 09.00 – 18.00 ), Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00, anda bisa menikmati wahana dari jam ( 08.00 – 18.00 ). Alamat / peta Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark : Jl. Utara Stadion, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584.
3. Km 0 Yogyakarta
Goresan cahaya terpancar dari bangunan megah bergaya Eropa lama yang terletak di persimpangan Jl. Ahmad Dahlan Yogyakarta kala senja. Bangunan tersebut begitu klasik meskipun telah mengalami revitalisasi, tetapi sama sekali tak menghilangkan sejarah yang tersimpan dari bangunan yang menjadi icon kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Di sekitarnya juga tampak bangunan kuno lainnya yang membuat kita seperti berada di Eropa beberapa tahun silam
Titik Nol Kilometer menjadi tempat wajib bagi kamu yang memilih menghabiskan liburan di Yogyakarta. Berada tepat di jantung kota Jogja, kawasan ini selalu ramai dilewati orang setiap harinya. Mulai dari subuh, pagi, siang, malam, hingga dini hari. Titik Nol Kilometer adalah denyut nadi Jogja.
Mengunjungi Titik Nol Kilometer akan membawamu ke Yogyakarta di masa lalu. Pasalnya kawasan di sekitar Titik Nol Kilometer merupakan kawasan penting pada masa lalu hingga kini. Di perempatan ini terdapat bagunan-bangunan bergaya art deco yang menjadi landmark, sebut saja gedung Bank Indonesia, Gedung Bank Indonesia, dan Gedung Kantor Pos Besar.
4. Malioboro
Asal nama Malioboro pun memiliki dua versi. Pertama, nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti ‘karangan bunga’. Hal ini dikarenakan sepanjang jalan dahulu dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali keraton menggelar acara atau hajatan. Versi kedua mengatakan bahwa nama jalan diambil dari seorang bangsawan Inggris, Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta antara tahun 1881-1816.
Terlepas dari mana nama Malioboro berawal, jalan paling populer di Yogyakarta ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang ke kota ini. Jalan Malioboro menjadi semacam pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan, Anda bisa menemukan beragam suvenir khas mulai dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan tangan sampai bakpia patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.Untuk kuliner, di tempat wisata ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang menawarkam sajian sederhana namun nikmat. Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang sudah menjadi kuliner wajib coba di Yogyakarta. Untuk minuman, nikmati es dawet yang menawarkan rasa legit gula merah dipadu kental dan gurihnya santan kelapa. Sambil menikmati makanan Anda, sekelompok pangamen akan datang silih berganti dengan menyanyikan lagu-lagu yang semakin membuat Anda jatuh cinta pada Yogyakarta.
Di sepanjang jalan terdapat deretan tukang becak dan delman yang setia menunggu pelanggan. Inilah saatnya Anda berkeliling sekitar Jalan Malioboro dengan moda transportasi khas Yogyakarta. Tukang becak biasa menawarkan paket keliling tempat wisata sekitar dengan biaya yang terjangkau. Delman juga bisa Anda jadikan pilihan jika ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.
5. Monumen Jogja Kembali
Monumen yang terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga mempunyai makna melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah. Peletakan bangunanpun mengikuti budaya Jogja, terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan Parang Tritis. Titik imajiner pada bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 5,6 hektar ini bisa dilihat pada lantai tiga, tepatnya pada tempat berdirinya tiang bendera.
6. Sindu Kusuma Edupark
SKE ini cukup mencolok dan amat sangat menarik perhatian karena ada Bianglala super besar. Parkir motor dikenakan biaya sebesar Rp 2000/motor. Parkiran yang disedikan cukup luas untuk motor, mobil maupun bus. Di halaman SKE ini spot di depan Bianglala raksasa itu sepertinya telah menjadi spot favorit para pencinta foto entah foto selfie dan sejenisnya. HTM untuk masuk SKE ini Rp 15000/orang, sistem tiket atau pembayaran permainan perwahana mengunakan sistem kartu yang bisa di isi ulang minimal Rp 50000, maksimal Rp 500000 dan bila nanti saat pulang atau sudah tidak main lain saat pengembalian kartu, sisa nominal di kartu tersebut bisa di refund (dikembalikan dengan uang tunai). Ada beberapa jenis kartu, kartu Reguler untuk satu orang dengan harga Rp 50000, kartu Couple untuk dua orang dengan harga Rp50000 dan kartu Family untuk 3-5 orang dengan harga Rp 100000. Nominal yang ada di jenis kartu tersebut nantinya di potong untuk HTM Rp 15000/orang dan sisanya digunakan untuk menikmati wahana. Kalau kurang ada stand untuk deposit lagi. Tapi ada juga promo tiket terusan dengan membayar Rp 60000 dengan fasilitas HTM, tiket Cakra Manggilingan, tiket Sepur Cilik, tiket Komidi Puter, dan tiket Cangkir Putar.
7. Tamansari
Satu dari sekian banyak tempat wisata sejarah yang ada di Yogyakarta adalah Istana Air Taman Sari Yogyakarta yang terletak di Jalan Taman, Yogyakarta. Taman Sari terletak sangat dekat dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 15 menit dari alun-alun utara keraton. Tempat ini dulunya merupakan tempat rekreasi bagi keluarga kerajaan sekaligus sebagai benteng pertahanan yang dibangun pada tahun 1758-1765 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Sekarang, Istana Air Taman Sari merupakan salah satu cagar budaya di Yogyakarta yang telah menjadi tempat wisata populer di kota ini.
Bangunan yang mempunyai luas awal 10 hektar ini mempunyai 57 bangunan, yang terdiri dari kompleks kolam pemandian, danau buatan, pulau buatan, jembatan gantung, kanal air, taman, lorong bawah tanah, serta beberapa gedung dengan arsitektur Eropa, China, Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam. Pembangunan Istana Air Taman Sari ini dibiayai oleh Tumenggung Prawirosentiko, yang merupakan Bupati Madiun dan menggunakan jasa Demang Tegis, seorang arsitek dari Portugis. Saat ini, luas Istana Air Taman Sari sudah berkurang drastis karena beberapa kompleksnya telah dijadikan pemukiman penduduk.
8. Tugu
Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat.
Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.